Artikel
Budidaya Jamur Tiram di Desa Demulih
Jamur Tiram (pleurotus ostreatus) atau biasa disebut Jamur Kayu merupakan jamur dari kelompok Basidiomycota dengan ciri-ciri warna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang. Jamur tiram menjadi salah satu sumber bahan makanan yang banyak mengandung protein, air, zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, Vitamin C, kalori dan Karbohidrat. Jamur yang tumbuh dengan baik di wilayah beriklim tropis seperti Desa Demulih ini memerlukan media tanam yang mudah dicari dengan waktu panen yang relatif singkat, dari dua sampai empat minggu. Hal-hal inilah yang menginspirasi I Wayan Suastiawan membudidayakan jamur tiram di Desa Demulih.
I Wayan Suastiawan memanfaatkan potensi desa dengan mendirikan usaha budidaya jamur tiram sejak tahun 2010. Hingga saat ini, Bapak Wayan sudah mempekerjakan 4 orang karyawan. Produksi jamur tiram ini dilakukan disebuah rumah jamur yang didalamnya berisi rak-rak terbuat dari bambu yang berfungsi sebagai tempat dari baglog. Bahan baku pembudidayaan jamur ini menggunakan serbuk kayu, dedak dan air. Kemudian dalam penggunaan alat sudah memanfaatkan mesin. Yakni: mesin pres jamur, peti steam, blower, boiler uap, kompor oli dan perlengkapan campur. Jenis produk yang dihasilkan berupa jamur segar dan bibit jamur. Budidaya jamur tiram ini memasarkan produknya pada pasar tradisional. Sampai saat ini, omzetnya mampu mencapai Rp. 5.000.000 per bulan.
Masyarakat kini mudah mendapatkan Jamur Tiram yang segar dengan harga yang terjangkau dengan mengunjungi produksi Budidaya Jamur Tiram yang berlokasi di Banjar Demulih, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Masyarakat juga dapat menghubungi pemilik Budidaya Jamur Tiram, Bapak I Wayan Suastiawan melalui nomor telepon : 081 236 192 643
Video Budidaya Jamur Tiram di Desa Demulih